Laksa mungkin tidak asing lagi di telinga
pecinta makanan tradisional khas Kota Bogor. Ada dua jenis laksa yang umum
ditemui. Laksa Betawi dan Bogor. Hanya saja bumbu keduanya sedikit berbeda.
Laksa Betawi biasanya dilengkapi udang rebon dalam bumbu kuahnya, sementara
laksa Bogor menggunakan oncom.
Racikannya yang gurih berisi ketupat, sayur
santan, tauge, bihun, tahu kuning, dan oncom. Tak ketinggalan taburan serundeng
yang membuatnya manis gurih. Penasaran mencicip laksa Bogor, kami mampir ke
Warung Laksa yang ada di Bogor. Salah satunya adalah Warung Laksa Pak inin, yang legendaris karna
pasalnya warung ini sudah berdiri sejak tahun 1965. Warung makan ini cukup jauh
dari pusat kota Bogor. Lokasinya ada di Cijeruk, Kabupaten Bogor. Dari Stasiun
Batutulis cukup ambil arah kanan setelah menemui pertigaan. Kira-kira dalam 15
menit, warung makan bisa ditemui di sisi kanan jalan. Meski terbilang cukup
sederhana dinding dan atap bangunannya masih berupa bambu, sementara di
dalamnya ada susunan meja dan bangku kayu.
Lantainya juga masih tanah
yang belum dilapisi semen. Tapi jangan salah, warung ini tidak pernah sepi
pengunjung. Bahkan sampai disediakan tempat parkiran mobil dan motor yang cukup
luas di belakang warung.
Pengelola
Warung Laksa Pak Inin, Yuningsih mengaku sudah
meneruskan usaha ini hampir sepuluh tahun, konon katanya dulu Laksa Pak inin
ini langganannya keluarga Presiden Soekarno jika sedang berkunjung ke Istana
Batutulis. Mampir ke Warung Laksa Pak Inin di akhir pekan, kami mendapati
antrean pengunjung. Meski warung sederhana dan lokasinya cukup jauh dari pusat
kota, ternyata banyak orang mencari racikan laksa di sini. Mereka sabar
mengantre menunggu sekitar 4 pegawai meracik pesanan. Mengintip proses
memasaknya, laksa buatan Pak Inin masih menggunakan metode sederhana.
Laksa dihangatkan di atas
tungku kayu bakar di bagian depan warung. Sang pemilik warung, Yuningsih yang
merupakan anak Pak Inin mengatakan pemasakan seperti ini mampu membuat aroma
dan rasa laksa lebih nikmat. Pak Inin hanya menawarkan laksa sebagai menunya.
Tapi pengunjung bisa memilih ingin laksa dengan atau tanpa telur rebus. Dalam
sehari, Yuningsih bercerita bisa menghabiskan 300 buah ketupat dan 25 lembar
oncom merah. “Bikin kuah laksanya di rumah, di sini mah tinggal ngeracik dan
manasin aja,” kata bu Yuningsih. Rasanya yang menggoda dan kuahnya yang wangi
tak heran jika warung ini tidak sepi pengunjung, Anda tidak perlu merogok kocek
yang dalam cukup Rp.10.000 saja sudah bisa menikmati rasa laksa yang nikmat. Jika
ingin mencicipinya, warung ini buka mulai pukul 8 hingga 4 sore hari.